Tribute to Manusela
Tadinya saya tidak kenal dengan sebuah tempat bernama Manusela. Perkenalan pertama, saya dapat dari tulisan…
Ada sebuah Sekolah Dasar yang memiliki 60 murid dengan 6 ruang dan satu guru saja. Guru itu bernama Yuli Lilihata, beliau sudah 5 tahun mendedikasikan hidupnya di sana. Mama Yuli, begitu biasanya para murid memanggilnya. Meski hanya guru honorer yang tak bergaji, Mama Yuli telah memutuskan pilihannya untuk memberikan cinta dan kasih sayangnya di sekolah minim fasilitas bernama SD YPPK Manusela, Seram Utara.
Cuplikan cerita di atas saya dapatkan di blog Mbak Anazkia dan beberapa blogger lainnya yang tergabung dalam sebuah komunitas bernama Blogger Hibah Sejuta Buku. Hanya satu kata yang bisa saya ungkapkan untuk komunitas ini, keren.
Dari kisah mereka tentang sebuah SD di Manusela, saya jadi mengerti dan salut pada sosok Mama Yuli. Saya juga tahu, bahwa di sana masih ada murid yang menulis hanya dengan menggunakan ujung isi potlot dan isi bolpoint yang masih bisa digunakan (meskipun tidak ada body-nya).
Dan ini adalah ajakan dari kawan kawan Blogger Hibah Sejuta Buku.
Untuk yang ketiga kalinya, mereka mengajak kita untuk menyumbang buku bacaan, buku tulis, dan mungkin juga berupa sarana pendukung pendidikan buat mereka. Sebelumnya, mereka pernah mengirimkan buku yang berhasil dikumpulkan ke Kepulauan Meranti, Riau. Yang kedua (baru baru ini), menuju Papua.
Yuk kita berbagi..
Proses pengumpulannya bisa anda baca di sini. Atau bila lokasi anda ada di Jember dan sekitarnya, silahkan dikirim ke rumah saya. Alamatnya, Jalan Slamet Riyadi 135 Jember. Info selanjutnya bisa hubungi saya lewat inbox fb atau email di acacicu@gmail.com
Sampai di sini dulu ya sahabat blogger, saya mau bertebaran di muka bumi dulu, hehe. Salam Lestari..!
Disalin dari jurnalnya Mas Hakim